Rabu, 30 Juli 2008

Home Work for class VII.Scientific Method

STUDENT WORKSHEET 3.4


Doing Science


Name : Date :


Direction : Use the following terms to complete the statements below

prepare
draw a conclusion
experiment
hypothesis
variables
trial
materials
data tables
goggles
safety apron
safety



1. You can solve a problem by doing a/n
2. Before you begin an experiment, you need to get a clear idea of what you want to find out. You can for the experiment by thinking about the problem you are trying to solve.
Use the information you already know about the problem to form a/n Your experiment will test this prediction.
The kind of materials you see in your experiment and the shape of the materials are two kinds of You will need to control these factors to make sure your experiment is accurate.
How many times will you repeat your experiment? Mistakes sometimes are happened. That is why you need to make more than one of an experiment.
Make a list of the you will need for your experiment. Also make any you will need to record your observations.
To prevent accidents, it’s important to think about You should always wear and a/an when doing an experiment.
After you have finished the experiment and recorded your observations, you should
based on the results. Then compare this with your hypothesis.

Kamis, 07 Februari 2008

Catatan siswa

Kemauan untuk Berubah
(Sebuah catatan mata kuliah Pengembangan Sistem Pembelajaran)

Ketika mengikuti kuliahnya Prof. Degeng, saya teringat lagi akan bayangan saya terhadap proses pembelajaran yang saya idamkan. Dimana siswa dengan senang dan wajah ceria datang ke sekolah mengikuti proses pembelajaran (tidak selalu dalam ruangan kelas saja), mereka dengan leluasa bergerak kesana kemari, bertanya, berdiskusi, menyatakan pendapatnya, (sekalipun berbeda dengan pendapat gurunya) tanpa tekanan.

Guru paham akan kompetensi yang harus dicapai siswanya, dengan demikian beliau mempersiapkan segala sesuatunya sehingga hal itu bisa dicapai siswa, bisa berupa ilustrasi yang mengandung permasalahan yang otentik dengan berbagai media sesuai tuntutan atau kegiatan-kegiatan lainnya yang di rancang sedemikian rupa sehingga melalui kegiatan dan proses tersebut siswa mencapai kompetensi yang diharapkan. Sementara siswa juga mengerti, kemampuan apa yang harus mereka capai setiap kali mereka mengikuti pembelajaran. Oleh karena guru dan siswa sudah sama-sama paham akan apa yang seharusnya dicapai dalam setiap pembelajaran itu, maka terjadi kerja sama multi arah antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa atau dengan sumber belajar lainnya (guru bukan satu satunya sumber belajar). Tidak ada yang merasa tertekan, bosan, semua sibuk melakukan aktivitas guna mencapai kompetensinya masing-masing.

Dengan disajikan sedikit ilustrasi yang berhubungan dengan kehidupan nyata sehari-hari, siswa kemudian diajak menemukan permasalahan yang ada pada ilustrasi tersebut, selanjutnya dengan bimbingan guru siswa secara berkelompok melakukan kegiatan guna menemukan sendiri pemecahan atas permasalahan tersebut dan akhirnya mereka mengkomunikasikan usulan pemecahan yang didapatkan masing-masing kelompok. Siswa belajar melalui melakukan, mengalami sendiri sehingga siswa menjadi kreatif, inovatif, dan trampil. Dengan demikian pembelajaran menjadi menyenangkan, bermakna, penuh tantangan dan tidak membosankan. Guru hanya fasilitator, memfasilitasi siswa belajar untuk mencapai kompetensinya.

Seperti itulah pemahaman saya terhadap konstruktivisme dalam pendidikan sebagaimana disampaikan Prof. Degeng. Sebuah model pendidikan idaman yang harus diterapkan jika ingin pendidikan di negara Indonesia lebih maju lagi.

Tapi permasalahannya adalah ”Kapankah kita mau mengubah paham lama kita (behavioristik) dengan pandangan baru (konstruktivistik)?”



I Nyoman Ardana
06103784